Podcast KTM x Linang Kharisma: Hidup Menghidupi Seni
Berkesenian bukan hanya soal menjaga eksistensi, melainkan juga bagaimana agar bertahan dari himpitan ekonomi. Banyak pelaku seni yang selain memproduksi karya, juga nyambi di bidang kerja lainnya untuk menghidupi diri dan keseniannya.
Jadi, sangat sedikit sekali yang memang hidup dari kesenian. Hal ini memang dikarenakan pangsa pasar (daya beli, tingkat apresiasi) karya kesenian di Indonesia, khususnya di Lampung umumnya masih belum tercipta ideal.
Hal inilah yang disampaikan oleh Linang Kharisma sebagai pelaku seni cukil daun, berawal dari keisengan lalu memanfaatkan daun kering, mengubahnya menjadi karya yang memiliki nilai ekonomis.
Menyatukan kehidupan berseni dengan hidup melalui seni juga bukan hal yang mudah. Linang menyampaikan bahwa untuk memasarkan karya ini perlu kerja keras, di mana tantangan awal mengenalkan sebuah karya dari mulut ke mulut.
Namun, kondisi tersebut bukanlah alasan untuk mundur atau bahkan berhenti untuk berkarya, karena masih ada kerja-kerja seni rupa yang juga mendatangkan nilai ekonomis bagi pelakunya.
Linang Kharisma, dalam perjalanannya sebagai pelaku seni mengingatkan bagi siapa pun yang berniat hendak terjun ke dunia seni, agar menyiapkan diri menghadapi kendala, salah satunya adalah pengetahuan manajemen. “Pasalnya, selain kita memproduksi karya, kita juga berperan sebagai tenaga pemasaran.” tegasnya.
Linang juga berharap ada hubungan baik antara pemerintahan dengan pelaku seni, UMKM, dll. Saling mendukung di antara keduanya.
“Harapannya agar ada hubungan baik antara teman-teman di atas seperti pemerintahan dengan teman-teman di bawah seperti pelaku seni, UMKM, dll.” Tutupnya.