Podcast KTM: Alas Puri dan Peran Karang Taruna Dalam Mengelola Potensi Alam

Sebagai upaya untuk memberdayakan pemuda-pemudi di Sumbersari Bantul, yang juga pada saat itu masih dini terbentuknya Karang Taruna baru, maka beberapa inovasi perlu dimunculkan untuk memyulutkan semangat para pemuda.

Begitulah yang dijelaskan windu prayoga selaku penggerak Alas Puri juga ketua Karang Taruna Sumbersari Bantul.

Berawal dari keinginan berkegiatan dan memberdayakan para pemuda-pemudi, maka di lahan milik pemerintah yang tidak terlalu lebat itulah, pemuda karang taruna mengubah lahan yang ada menjadi pasar tradisional Alas Puri.

Alas Puri memang dikonsep tradisional untuk menjaga ketradisionalan Jawa itu sendiri, maka segala konsep menyesuaikan dengan tema tradisional. Awalnya, memang tidak mengkonsep sebagai pasar, hanya untuk memanfaatkan sebagai tempat santai. Namun seiring bertambahnya SDM untuk mengelola juga pengunjung yang berdatangan, maka dibuatlah pasar ini yang berkonsep traditional tersebut.

Pada masa pandemi ini, Alas Puri beberapa kali ditutup untuk meminimalisir penyebaran covid, karena memang penyebaran covid di Metro semakin tinggi dari ke hari.

“Saya sendiri tidak ingin Alas Puri menjadi klaster pemyebaran. Jika pun terpaksa di buka atas permintaan masyarakat dan pedagang, maka saya harus memastikan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.” Ujar Windu

Selain Alas Puri, anggota Karang Taruna juga memiliki kegiatan seni, diantaranya seni kriya, yakni wayang kulit. “Saya selalu ingin memastikan anggota Karang Taruna memiliki ide-ide kreatif yang ditumpahkan untuk mengembangkan Alas Puri maupun Sumbersari Bantul.”

Windu juga menambahkan, “Ke depan wayang ini akan diproduksi lebih banyak lagi, karena harapannya dapat dibuat souvenir, oleh-oleh khas dari alas Puri.”

Karena berada di Lampung, banyak juga pertanyaan mengapa tidak memproduksi souvernir yang menggambarkan Budaya Lampung. Dalam hal ini, Windu menjelaskan bahwa, “Sejauh ini belum ada SDM dari Sumbersari Bantul maupun anggota karang tarunanya yang mengerti budaya Lampung. Jika ada yang ingin berkontribusi, Alas Puri siap menerima. Karena kalau dipaksa, daripada keliru, jadi Kami lebih ke jawa nya.”

Selanjutnya, Windu juga menyampaikan harapan kepada seluruh anggota karta ataupun penggerak di Sumbersari Bantul untuk membuka diri ke masyarakat luas, dan menjalin relasi pada pihak ketiga.

“Saya berharap seluruh anggota dan masyarakat dapat menjalin relasi dengan beberapa badan pemerintahan nasional maupun daerah, komunitas, masyarakat, dan Karang Taruna di kelurahan lain untuk kemajuan Kota Metro sendiri.”

“ke depan teman karta Sumbersari harus bisa saling berkerja sama memunculkan kreasi. Saya sendiri hanya pengen satu, bisa menciptakan lapangan kerja untuk anggota maupun masyarakat. Sehingga Sumbersari Bantul bisa berbudaya, sosial dan berekowisata, dan dikenal sebagai kelurahan wisata yang berbudaya.” Tambah Windu.

Harapan juga disampaikan kepada para ketua karang taruna yang baru dilantik, “Kita semua menyadari bahwa pandemi ini membatasi aktifitas, saya hanya berpesan untuk sering berdiskusi antara anggota dan pengurus, melihat kegiatan di karta lain, lalu sesuaikan dengan kebutuhan di kelurahan masing-masing, gali terus kemampuan, dan jangan lupa jalin kerjasama dengan stakeholder.” Tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *