Podcast KTM x Asrian Hendi Caya: Sinergi Pemuda dan Pembangunan Ekonomi
Kartakomet.com – “Pemuda masih memiliki jiwa semangat yang tinggi, saya percaya akan kemampuan pemuda dengan keberaniannya dalam mendorong pembangunan ekonomi. Keberanian di atas pertimbangan tapi ya, bukan berani karena nekat.” Pungkas Kak Asrian Hendi dalam serial podcast KTM bertema tentang ‘Sinergi Pemuda dan Pembangunan Ekonomi’ pada Selasa (30/03) pukul 14.00
Pada pemaparannya kali ini, pemuda menjadi fokus pembahasan di mana memang peran pemuda dinilai mampu membantu mendorong kemandirian pembangunan ekonomi melalui inovasi dan kekreatifitasan yang dimiliki.
“Kreatifitas yang dimiliki pemuda memang tak bisa diragukan, saya percaya pemuda memiliki banyak akses untuk mendorong terciptanya pasar, terlebih di jaman market plcae, pemuda bisa memaksimalkannya di sana dengan melahirkan produk-produk bernilai. Semisal hasil pertanian, peternakan, perikanan dll, sudah tidak lagi hanya dijual mentah, namun bisa diolah sedemikian agar memiliki nilai jual lebih.” Ujar Asrian.
Dalam pembangunan ekonomi ini, tentu saja pemuda tidak akan bergerak sendirian. Pasti akan ada peran pemerintah untuk mendukung para pemudanya bergerak dengan mengajak berkolaborasi.
“Gerakan apapun sebenarnya bisa dimulai dari hal kecil asal kita dapat melihat peluang, namun jika sekecil apapun gerakan jika dikerjakan sendiri pasti akan terasa berat, oleh karenanya perlu adanya kolaborasi antara pemerintahan seperti dinas-dinas dengan pemuda maupun masyarakat.” Imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, “Hilangkan orientasi uang dan tidak terlalu berharap bantuan dan bantuan. Fokus terlebih dahulu gerakan kreatifitas nanti pemerintah pasti akan memberikan apresiasinya. Jangan sampai karena menunggu bantuan membuat pemuda tidak jadi bergerak. Menjadi pemuda berarti menjadi mandiri.”
Selanjutnya, pembahasan tentang sinergi Pemuda dan pembangunan ekonomi juga tak bisa lepas perhatian terhadap penyandang disabilitas. Dalam hal ini, Disabil juga perlu mendapat pandangan khusus terlebih dalam bidang ekonomi.
Asrian juga menyampaikan bagaimana pemberdayaan kepada disabilitas harus terus diupayakan, mereka perlu dibekali skil-skil mumpuni untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
“Saya ingin memakai istilah disabilitas ini dengan diffable yang berarti different but able. Berkebutuhan khusus namun bisa berdaya guna. Oleh karena itu sejauh ini sudah berjalan kafe diffable untuk usaha mereka, dan kami juga mendorong agar teman-teman bisa berkunjung ke sana sebagai bentuk perhatian dan dukungan kita.” Pungkas Asrian.
“Pemberdayaan ini bermula dengan memberi kesempatan mereka untuk magang di tempat kuliner lalu kemudian ketika sudah dinilai mampu,.kita memberi kesempatan untuk usaha.”
“Saya juga memiliki harapan penuh jika di Kota Metro bisa mewujudkan usaha-usaha mikro yang bisa membantu para difabel, kita perlu melihat kemampuan para diffable ini, terlebih dengan adanya Karang Taruna Kota Metro melalui semangat Karta Bangkit. Nanti bisa disarankan pengadaan pelatihan khusus untuk kelompok difable sebagai upaya memberdayakan” Ujarnya. (red)